Halaman

Acak Adul Perasaanku Setelah Jadi GURU !

     Fiuhh,,, akhirnya selesai juga, lembur untuk mempersiapkan ujian akhir semester genap di sekolahku. Bayangkan, tim panitia UAS ni smpai merelakan waktu pribadinya di hari minggu,, (--"). Apa yang ku katakan ini, sebenarnya adalah sesuatu yang mulia,, halahhh,, tpi pas aku yang ngejalanin, kok kayanya nda ada mulia"nya ya?? ckckc,, ya udh,, klu gt biar ku ambil contoh rekan"ku aja lah,,,

     Jadi ya, rekan"kerjaku itu, semuanya luar biasa,, yah secara mereka adalah guru. Yup, pahlawan tanpa tanda jasa,, *kata orang"dlu sihh,,,*. Percaya nggak percaya, dulu aku termasuk anak menengah dalam bidang kenakalan. Ya lah,, anak se-hiperaktif aku gini, ga mungkin bisa tenang duduk diam di ruang kelas tanpa melakukan sesuatu yang bsa mengalihkan pikiran dari kantuk. *Apalagi pas pelajaran sejarah*. Dan dulu tu, nggak pernah sekalipun aku perduli tentang jasa"guru. yang ada dalam pikiran sih,, "aku bayar kok, sekolah bayar, fasilitas bayar,, ya udah sewajarnya guru mengajar". nah loh?
     Coba jujur aja,, dulu, pasti ada tuh kepikiran gitu biar dikit,, ya kan? guru kita anggap mengganggu, klu pelajarannya membosankan, qt jadi benci tuh sma gurunya.Sombong banget ya kita? Padahal coba dipikir ya, klu ga ada satupun orang yang mau jadi guru, drimana kita dapet ilmu? Buku? Internet? iya sih,,, tapi ga mutlak,,, dan nggak ke arah cara belajar qt. Guru ada untuk mengarahkan apa yang akan qt pelajari sehingga ilmu itu menjadi satu kesatuan yang utuh. 
     Misalnya nih ya, pengen belajar matematika. Qt nyari ni tutorial tentang integral,, wuih,, berasa hebat aja gitu udh dapet nemuin tutorial pengerjaannya. Lah, klu belum bisa tambah kurang bagi kali? apa iya bisa ngerjain, biar dapat tutorial "cara sempurna mengerjakan integral tanpa cacad",, tetep aja,, qt butuh sesosok pembimbing, yang mengarahkan, mengajarkan dari anak tangga pertama, secara bertahap, selangkah demi selangkah hingga mencapai anak tangga terakhir. Itulah GURU.
     Guru ga harus lebih pintar kok,, kebukti ni, dari pada aku, mungkin anak-anak tuh lebih hebat klu udah masalah Flash. Sayangnya, mereka nggak berpengalaman,, jdi jam terbang ngaruh juga buat jdi pengalaman,, karena, pengalaman adalah guru paling sakti dari seluruh guru. Tapi, syarat dan ketentuan berlaku, hanya untuk orang yang MAU BELAJAR dari pengalaman.
     Yup, itulah guru. Sesosok pembimbing, yang nggak harus pintar, tapi juga mau berkorban. Well,, nda segampang yang dipikir loh. Menghadapi satu kelas anak-anak labil yang baru gede, ngerasa paling bener sendiri, tiap anak punya personalitas berbeda-beda dan haus akan ilmu,, kalu nda bisa ngadepin, bisa dimakan tuh sama si murid. Pengalaman pribadi nih, sampai sekarang, jujur, aku sendiri masih belum bisa menemukan cara mengajar yang terbaik. Aku belum bisa berperan sebagai seorang guru yang sebenarnya. Sulit loh,, sumpah.
     Ga cuman ngajar, guru juga harus bisa menghadapi anak yang bermasalah, harus mampu berkomunikasi dengan baik kepada orang tua siswa, guru yang akan membela klu ada satu aja mata pelajaran kalian yang nggak cukup KKM,, guru juga harus bisa memotivasi murid untuk berkembang,, belum lagi tugas lain di luar mengajaar,, seperti menjadi panitia perpisahan, panitia UAS, UAN, panitia pensi, pembimbing OSIS,,, wuahhhh,, aku baru sadar sekarang saat sudah menjadi seorang guru itu.
      Dan, makanya itu, perasaanku menjaadi acak adul. Jadi merasa bersalah, menyesal, dan mentertawai diri sendiri. kenapa dlu aku bisa bersikap begitu sombong? padahal, aku ngga ada apa"nya di hadapan mereka,, pahlawan suci,, holly spirit. :D Berharap dengan sangat semoga para guruku dahulu mau memaafkan kelakuanku yang abstrak,, dengan cara menerima karma. Karma? yak, karma,, sekarang aku ngga bisa marah sama muridku yang paling nakal sekalipun. Sebab, aku ingat,, dulu aku juga begitu,, :p semoga dengan ini dosa-dosa masa laluku bisa di maapkan,, maap ya bapak ibu guru saat aku TK,, maap ya bapak ibu guru saat aku SD,, maap ya bapak ibu guru saat aku SMP,, maap juga bapak ibu guru waktu aku SMA,, dan terakhir,, buat bapak Ibu dosenku,, maapkan aku,, anak sombong ga tau diri, kini menyadari akan jasamu,, dan mohon doa, agar suatu saat aku bisa menjadi sepertimu. Akan ada anak didikq yang ngga melupakan jasaku kelak. *amiiiiiiiiinnnn,,,,* Setulus hatiku aku berkata,, "Terima Kasih, karena kalian telah membuat hidupku tidak sia-sia,," :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar