Pantai Tanjung Harapan |
Akhirnya tiba juga di lokasi terakhir dalam rangkaian perjalanan kami di FAMTrip Kutai Kartanegara bersama Blogger Nusantara dan Kementrian Pariwisata. Kami menutup rangkaian perjalanan panjang dan melelahkan ini dengan bersantai di pantai Tanjung Harapan Samboja. Kenapa pantai? Karena pantai itu tempat yang pas buat melepas lelah dan menenangkan diri.
Pantai Tanjung Harapan Samboja merupakan salah satu dari banyak pantai di sepanjang pesisir Kutai Kartanegara. Pantai ini menjadi tujuan kami selain karena letaknya dekat dengan lokasi kami sebelumnya, yaitu Batu Dinding. Selain itu suasananya benar-benar cocok untuk bersantai. Rerimbunan daun dari ratusan pohon Pinus yang berjajar di sana benar-benar menambah syahdu suasana pantai yang sudah menenangkan.
Saya sudah pernah mengulas tentang pantai Tanjung Harapan ini sebelumnya dalam postingan Lost in Pantai Tanjung Harapan Tanah Merah, Samboja. Sehingga saya tidak perlu menjelaskan banyak di sini, karena pada dasarnya tidak banyak perubahan yang terjadi di pantai ini dalam kurun waktu 4 tahun tersebut.
Sibuk mencari moment yang pas. |
Setiap orang mempunyai caranya sendiri-sendiri dalam menikmati laut dan pantai, termasuk kami. Setibanya di pantai, kami langsung berpencar mencari posisi nyaman sendiri. Ada yang pasang Hammock, ada yang menyendiri duduk sambil menikmati hembusan angin dan mendengarkan ombak pantai, ada yang langsung manjat pohon, ada yang sibuk foto-foto, dan masih banyak lagi.
Saya jadi ingat, pantai ini adalah pantai favorit saya untuk berkemah. Biasanya saya dan rekan-rekan mengadakan Persami, Perkemahan Sabtu Minggu di sini. Karena banyak pohon yang bisa digunakan untuk menggantung hammock. Loh, Persami kok cari gantungan di pohon? Ya udah sih, biar aja. Yang pakai tenda juga ada kok, tapi lebih praktis lagi pakai Hammock. Meskipun biasanya rencana akan runyam ketika hujan turun. Tapi untungnya di Pantai ini terdapat banyak pondokan-pondokan sebagai tempat bernaung.
Persami di Tanjung Harapan. |
Kami menghabiskan waktu dengan menikmati deburan ombak dari kejauhan. Sayangnya siang itu lautan sedang surut, dan pasir pantainya jadi menghampar lebar. Perlu berjalan kaki sekitar 500 meter untuk bisa main air. Sehingga akhirnya saya hanya duduk di bawah pohon memperhatikan teman-teman yang mengambil gambar.
Sebagai penutup, bagi saya ini sempurna. Karena di sini kami benar-benar bebas menjadi anak kecil lagi. Kepenatan dari perjalanan kemarin rasanya lepas. Sehingga tawa ceria kami benar-benar berasal dari hati.
Kak Griska (@griskagunara) dan Pose andalannya. |
Menjelang senja, kami kembali ke Hotel di Balikpapan setelah sebelumnya mampir untuk makan malam di kota. Karena malam itu saya langsung kembali ke Samarinda, saya langsung berpamitan dengan rekan yang lain. Senang rasanya bisa kedatangan tamu dari jauh, meskipun sebagai blogger lokal saya masih belum bisa maksimal menunjukkan keindahan Kalimantan Timur. Terimakasih atas kebersamaannya 4 hari kemarin, dan terimakasih untuk kenangannya.
Semoga besok-besok Kementrian Pariwisata mau membawa kalian lagi untuk mengunjungi kabupaten lain di Kalimantan Timur. Saya janji akan menunjukkan yang terbaik yang dipunyai Kalimantan Timur. Jangan kapok yaa!
Best Regards,
FDP.
Lama gak nulis lagi,mbak? Salkem
BalasHapus