Halaman

[again] Nice People Gone,, Sedihnya,, :'(

Awal juli yang harusnya indah, namun dibikin tertegun dengan sebuah kabar dan kenyataan yang sedikit tidak mengenakkan hati sebenarnya. Lagi-lagi harus kehilangan orang yang sudah punya label "penting" dalam hidup. Seseorang yang "ada" dan "berarti" dalam keseharian ini. Seseorang yang bahkan menganggapku "Saudara".*dan kemudian hujan turun dari sudut mataku*.

Kalau diinget-inget, sebenernya lucu juga, betapa aku hanya mengenal sosok luarnya yang tegar, dan preman banget. Aku menyukai semua ucapan-ucapan pedasnya dalam mengomentari sesuatu. Dia orang paling terus terang terhadap sesuatu yang pernah aku kenal, dan dia orang yang paling bisa ngomong apa yang ada di pikirannya, walau kadang itu bener-bener menyakitkan. 

Percaya atau nggak, padahal hampir 4 tahun berteman dengannya, tapi aku belum tau nama lengkapnya. Hanya Andreani. Dan entah kenapa kemudian aku lebih nyaman memanggilnya Nene. Dari mana ya nama panggilan itu berasal? Awalnya dia mengenalkan diri sebagai Ani,, *karena gak mungkin dia minta aku memanggilnya Andre kan?*, dan kemudian berevolusi menjadi Nene,, tapi yang punya nama sih ga keberatan, jadi yaudah,, :p

Dari J-Rockstar, Nyakayo Kampuss, sampai ke Samarinda Backpackers yang sekarang ini juga, komunitas-komunitas yang aku dan dia ikutin. Bener-bener kami saling cocok dengan jiwa petualangan kami, sampai-sampai ke naksir temen yang berada dalam satu band yang sama dulu. Haha,, klu diinget-inget lagi bener-bener bikin ketawa.

Dibilang sangat akrab sih nggak, tapi dibilang temen biasa juga bukan. Apa ya,, ada saat-saat dimana aku sama sekali ngga bisa ngebaca pikirannya, apa yang dia mau, atau apa yang dia pikirkan,, Jadi, kadang terasa begitu jauh, dan kadang juga terasa begitu dekat. Yang jelas bercerita kepadanya selalu nyaman, kelemotannya yang bikin jengkel, dan komentar-komentar pedasnya, yang kadang sama sekali diluar perkiraanku selalu membuatku terhibur.

Selama 4 tahun ini, udah banyak banget cerita yang dilaluin bareng, sayangnya aku masih belum bisa ngebuka hatinya, dia masih sangat tertutup tentang banyak hal. Tidak seperti aku yang selalu menceritakan segala sesuatu, dari yang penting sampai yang nggak, dan aku tau dia tidak memberikan penilaian. Dia gak nge-Judge, itu yang aku suka. Dan kalau dia sudah mulai menceritakan tentang sesuatu, aku pasti pasang kuping ekstra untuk mendengarnya, sebab itu jarang banget.

Mungkin, perasaan ini gak bisa dibilang sekedar teman, bahkan, mungkin tanpa disadari perasaan ini sudah berubah jadi sayang. *eh, ne, sekali lagi gua bukan lesbi, nda mau keikut-ikut kek kamu yang sering ditaksir cewek belok,, ;p* Si Nene yang lemot ini pun akhirnya berubah menjadi penting, menjadi sosok adik yang ingin kujaga, ah, apapun itu namanya yang jelas, aku sayang nene. Dan, satu-satunya orang yang juga pernah membawaku dalam situasi ini adalah Puput. Tapi, waktu itu dia cuma pindah ke Balikpapan, 2,5 jam perjalanan mah deket kalau dibanding ke Kubar.

Aku bahkan masih punya banyak rencana yang ingin kulakukan bersamanya dalam waktu dekat ini, janji kami untuk ngetrip bareng keluar Kalimantan, pengen ikut Flashmob, Dance cover Korea, bahkan kami belum pernah hunting baju bareng, dan belum sempat *ngerjain dia* milihin dress"melambai yang bakal bikin dia merinding. Yah, rencana tinggal rencana, entah kapan akan terlaksana, cuma Tuhan yang tau.

Ditinggalkan dan meninggalkan. Kira-kira yang mana yang lebih menyakitkan hati? Keinginan hatiku agar dia tetap berada disini, ataukah keengganannya untuk beradaptasi terhadap lingkungan baru lah yang lebih memberatkan hati? Dia sama sekali nggak menunjukkannya, sama sekali tidak kulihat tanda-tanda kesedihan disana. Karena sepertinya aku paham, ini semua akan lebih berat jika dilihat dari sisinya, meninggalkan rutinitas itu hal yang mengerikan loh, belum lagi meninggalkan hal-hal yang berharga baginya. Dia berusaha sekuat mungkin di hadapan kami, aku sadari itu, karenanya aku pun tidak ingin menambah kesedihannya dengan menitikkan air mata didepannya.

Seseorang mengatakan hal ini kepadaku, saat aku mengeluh padanya tentang perihal kehilangan ini. "Di dukung dong, siapa tau aja itu keinginannya, impiannya, mana tau ternyata itu tujuan hidupnya. Di dukung, diberi semangat, lebih baik daripada merengek-rengek menentang apa yang sudah dia putuskan sendiri.". Dan kemudian, hanya hal-hal remeh inilah yang bisa kulakukan. :')

Little Memories With Her :3
Jaman dulu banget, nyari foto yg lebih hina dari ini, tp gak ada,, T.T
Pas Nonton Konser J-Rocks
Konser Patah Hati Pertama
Ulang Tahun keknya
mau brangkat ke nikahan witha
Dipajang cuman karena bagus :p
Nene di *paksa* dandan cewe bnget
Barcof pertama
Trip Pertama
XXI bareng pertama,, :3
Hunting dengan tema feminim pertama
Perjuangan ya ne??
Nonton Konser bareng terakhir,, :(
Yang jelas, semoga dia bisa meraih impiannya di Kutai Barat sana, ditempat yang lebih jauh daripada Samarinda Seberang atau Balikpapan,, tempat yang mungkin saja nggak terdaftar di Google Earth :p. Aku tau dia bisa,, Nene yang ku kenal pasti bisa ngehadapin semua ini, dengan komentar-komentar sinisnya, kediamannya terhadap hal yang dia tidak sukai, dan kebaikan hatinya. Semoga bisa meraih yang diinginkan, kalau Nene yakin ini yang terbaik untuknya, maka begitupun untukku. 

Semua Doa yang Baik Untukmu. Biarkan doa ini yang menemanimu disaat adaptasimu terhadap lingkungan baru. Jangan lupa, di sini ada tangan-tangan yang akan selalu siap merangkulmu, kapanpun kamu butuh. Hanya tinggal mention, SMS, Telpon, atau kalau masih kurang, kan cuma 8 jam perjalanan. :) Aku mendukungmu ne, Sangat. Jadi berusahalah yang terbaik. Menjadi diri sendiri yang terbaik, ya kan?

*teringat lagu ini yang barusan kami nyanyikan bersama, kalau mau jujur, sebenarnya saat itu bener-bener sulit buat ngejaga airmata ini tidak menetes. Kisah kita pasti menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan kita ne. :')*

Jabat tanganku, mungkin untuk yang terakhir kali
Kita berbincang, tentang memori di masa itu
Peluk tubuhku, usapkan juga airmata ku
Kita terharu, seakan tiada bertemu lagi

Bersenang-senanglah karna hari ini akan kita rindukan
Di hari nanti, Sebuah kisah klasik untuk masa depan
Bersenang-senanglah karna hari ini akan kita banggakan
Di hari tua,,

Sampai jumpa kawanku,
Semoga kita selalu menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan
Sampai jumpa kawanku,
Semoga kita selalu menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan

Mungkin diriku, masih ingin bersama kalian
Mungkin jiwaku, masih haus sanjungan kalian.

Sheila on 7 - Sebuah Kisah Klasik untuk Masa Depan
 
Dedicated to you, My Nene Lemod. :)

18 komentar:

  1. ngapain ke Kubar?

    betewe lagunya asek banget tuh..

    BalasHapus
  2. @mas david : *mewek lagi*

    @mas aprie : dapat kerjaan di Kubar,, jauuuhhhh,, :(( iya lgunya ngjleb bnget

    BalasHapus
  3. makasih,, :) mohon doanya buat temen saya ya?? :3

    BalasHapus
  4. well,, saya tidak tahu, apakah ini berita tentang meninggalnya teman dekat atau perginya ke suatu tempat..

    BalasHapus
  5. kalau dibaca lagi pasti tau,, :)

    BalasHapus
  6. eh..saya udah komen toh.. ya udah #eh

    BalasHapus
  7. kak fris.... :'(
    ikut sedih nih hikz...hikz... :'X
    padahal kenal nene baru aja,tapi waktu baca artikel ini..kayak ina kenal lama n deket m dya...jdi sedih ni hikzz...hikz...8"C

    BalasHapus
  8. @mas apri : pasti lagi blogwalking,, :3

    @iena : hehe,, terlalu berlebihan mungkin aku na,, pdhl kan msih bsa ketemu aja, cuma intensitasnya aja yg berubah,, :) makasih ina,, mdahan msih bsa nonton stand up bareng lagi,, :)

    BalasHapus
  9. hahaha.. napa sii tiap muncul photo2 lama.. selalu ajja 'dihina2 kan' sendiri sama pemiliknya?!?!? :(

    Belajar Photoshop

    BalasHapus
  10. haha,, biasanya itu berarti dia sudah menjadi lebih baik dari masalalu, makanya gitu,,

    btw ini siapa yak??

    BalasHapus
  11. Balasan
    1. hehe,, iya sedih,, tapi gpp, untuk kebaikannya,, :) btw, blog masnya bagus deh,, suka sama gaya bahasanya,, :3

      Hapus
    2. hehe tulisan iseng semua tuh, pada dasarnya aku gak pinter nulis. tapi kepengen punya tulisan, nah lho? :$

      Hapus