|
Air Terjun Berambai. |
Air Terjun Berambai, Samarinda. Meskipun sebenarnya tidak terlalu tepat disebut air terjun, karena di beberapa wilayah di Indonesia, pancuran air dengan ketinggian sekitar 3-4 meter ini sering disebut “grojokan” atau drainase air saja, namun bagi penduduk Samarinda, air terjun ini adalah yang tertinggi di sekitaran wilayah Samarinda. Dan, kebetulan minggu lalu saya guide seorang kawan dari Amerika yang ingin melihatnya, saya lalu ingat saya belum pernah membahasnya di blog ini.
So, here we are, mari bercerita.
Nama air terjun ini sendiri sepertinya diambil dari nama daerah tempatnya. Berambai. Air terjun ini berada di desa Berambai dan dapat ditempuh dengan perjalanan darat kurang lebih 1,5 jam dari pusat kota Samarinda. Bagi saya air terjun ini spesial, karena kita bisa menikmati air terjun, trekking di hutan, berkemah, bahkan menyusuri gua. Semacam satu paket komplit, nasi goreng spesial plus telur dadar. :D
|
Air terjun pertama di Berambai |
Air terjunnya sendiri juga spesial, di tempat ini ada 3 air terjun dan letaknya tidk terlalu berjauhan. Sepanjang trekking ke camping ground, kita bisa menemukan semua air terjun ini. Jika ingin menikmati air terjun pertama, kita harus berjalan kaki terlebih dahulu sekitar 5-10 menit, begitu seterusnya. Karena untuk sampai di camping ground, butuh waktu 20-30 menit. Tergantung kecakapan orang berjalan kaki ya, karena treknya juga lumayan. Hanya jalan setapak dan harus naik turun, karena hutannya termasuk lebat, sehingga kadang kita harus berjalan di tepi patahan tanah setinggi 3 meter.
|
Foto kegiatan Kemah bareng Samarinda Backpackers |
Berambai sendiri menjadi tujuan pasti bagi mahasiswa pecinta alam ketika mereka melakukan aktivitas rutin seperti “Back to Nature” something. Jadi jangan kaget kalau di camp ground nanti ketemu banyak orang lain yang juga berkemah ketika weekend. Tapi, jangan takut. Camp groundnya sangat luas. Bisa mendirikan 6-7 tenda disana. Letaknya juga persis di samping aliran sungai. Karena dasar sungainya juga bebatuan keras, jadi kita bisa main air dengan puas disana.
|
Trekking menuju Gua |
Selain itu, seperti saya bilang sebelumnya, di berambai ini paket komplit. Yang suka Caving juga dipersilahan untuk mengeksplor sebuah gua. Hanya perlu trekking lagi sekitaran 30 menit dengan rute mendaki dan melewati rimbunnya hutan. Karena tidak banyak orang yang dating, terkadang jalurnya sudah ditumbuhi semak-semak. Hanya saja, beberapa mahasiswa sudah menandai jalurnya. Kita hanya perlu mengikuti pita merah yang diikatkan ke pohon hingga ke jalan masuk. Perlu diketahui, jalan masuknya terbilang sempit. Kita harus merayap untu bisa masuk ke dalamnya, namun ketika sampai di dalam, ruangan guanya cukup luas dan tinggi bahkan untuk 7-8 orang sekaligus.
Austin, kawan saya dari Amerika yang merupakan ilmuwan dan memang suka sekali menjelajahi gua terlihat senang sekali ketika saya bawa ke Gua ini. Saya tidak ikut beliau masuk ke gua, karena kebetulan saya tidak terlalu suka berada di ruangan gelap dan sempit, sehingga sekali saja, cukup. Saya sudah pernah menyusuri gua ini sebelumnya, sehingga saya menolak ajakan Austin dan menunggu di pintu keluar.
Saya bisa mendengar dia berteriak kegirangan dari luar. Hal itu menyebabkan ratusan, tidak, Austin bilang ribuan kelelawar yang dia liat di dalam gua itu terbang keluar. Saya sempat kaget karena baru kali ini lihat rombongan kelelawar terbang. Dan itu jumlah yang banyak sekali.
“Saya tidak menyangka gua-nya akan sebagus ini. Saya tidak menduga. Karena di daerah lain, Panama misalnya ketika saya bertanya dengan penduduk lokal, mereka menunjukkan saya hanya seperti lubang saja. Tapi ini luar biasa, saya senang sekali.” Kata Austin saat keluar dari gua. “Dan percayalah, saya benar-benar tidak menyangka akan melihat hutan yang sebenarnya padahal kita tidak terlalu jauh dari kota.” Tambahnya.
|
Hutan Yang Rapat dan Hijau |
Kemudian dia bercerita melihat Laba-laba sebesar telapak tangannya, dan terlihat bersemangat sekali bertanya-tanya jenis kelelawar apa yang ada di dalam sana. Saya Cuma meringis karena tidak tau apa-apa. Namanya juga ilmuwan, dan spesialis meneliti tumbuhan dan serangga, pertanyaannya ya juga agak-agak.
“This is a very good cave, Frisca.” Jika saya coba kutip kata-katanya waktu itu.
Dalam hati, saya akhirnya menyimpan pengalaman tersebut untuk meyakinkan diri. Bahwa kadang hal biasa yang kita lihat bisa jadi hal luar biasa bagi orang lain. Dan lain kali saya tidak akan ragu lagi untuk membawa siapapun yang ingin melihat gua ini. Karena gua ini memang sangat bagus bagi yang menyukai kegiatan jelajah gua.
|
Kenang-kenangan bersama Austin dan Rere di Berambai |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar