Sebelumnya, mau minta maaf dulu, ini sumpah kejadian bulan Juni lalu, tapi baru sempet aja di tulis secara keseluruhannya. Soalnya, ketunda-tunda mulu dari dulu.. *ngitung-ngitung hari* berarti kepending hampir 3 bulanan. Hehe. Dan satu lagi, si bodoh ini minta maaf kalau postingan kali ini agak berat dan lebih banyak foto dibading tulisannya. Semua ini karena terlalu banyak momen bagus yang sayang kalau dilewatkan. Termasuk cuaca cerah dan langit birunya. :3
Tepatnya, pembukaan ERAU tahun 2013 ini jatuh pada tanggal 30 Juni 2013. Saya dan rombongan tukang blusukan Samarinda Backpackers ini, udah punya rencana buat menghadiri Opening Ceremony ERAU 2013 di Tenggarong. Jujur, ini adalah ERAU pertama saya selama 20 tahun saya tinggal di Samarinda. Jadi, saat saya publish di Twitter dan Social Media lainnya, saya selalu dikatain norak dan lain-lain. Yah, well, saya maklum aja, mereka mungkin berlum tau ini sungguh-sungguh adalah pengalaman pertama saya. :|
Hari itu, Minggu pagi yang tidak terlalu cerah. Hujan turun dengan manis di berbagai wilayah Samarinda hingga Tenggarong, walaupun tidak terlalu deras namun cukup mampu untuk membuat kami mengundur waktu keberangkatan. Seharusnya pukul 08.00 udah berangkat, namun karena hujan sekitar 09.00 rombongan ini baru berangkat.
Mungkin yang membuat kami sedikit bersemangat adalah ERAU kali ini berbeda. Tahun ini Erau menjadi EIFAF. Apa itu EIFAF 2013? Silahkan Googling sendiri.. :p Yang jelas setau saya EIFAF adalah Erau International Folklore and Art Festival. Mungkin semacam festival kebudayaan gitu, yang dihadiri 9 Grup dari 8 Negara. Iyap, Negara, buka kota di Indonesia. Ah, tapi kan emang dari awal namanya juga ada International-nya ya? Negara-negara tersebut yaitu Belgia, Mesir, Korea Selatan, Republik Ceko, Thailand, Taiwan, Perancis dan Yunani. Yup, its a Big thing, indeed.
Jadi, festival kebudayaan yang dihadiri 8 negara ini, akan diselenggarakan setiap malam dan berbeda-beda pesertanya, selama 1 minggu. Sayang, saya gak bisa nonton karena terkendala masih hari kerja. Akhirnya hanya harus berpuas diri dengan menyaksikan openingnya.
Oke, rombongan SB (Samarinda Backpacker.) sendiri berjumlah sekitar 20 orang. Dan langsung berangkat ke Stadion Rondong Demang dengan menggunakan sepeda motor. Kali ini saya boleh malu lagi karena baru kali ini saya naik kapal penyeberangan ferry. :| Soalnya biasanya kalau ke Tenggarong selalu naik kapal kecil, karena praktis dan cepat. Walaupun memang jauh lebih berbahaya sih.
Ini rombongan SB yang kebasahan sambil nunggu kapal |
Ini kapal yang ditunggu. KM. Bili |
Sesampainya di Stadion Rondong Demang, acara belum dimulai karena hujan gerimis, kami tidak mendapat tempat strategis untuk menyaksikan tarian kolosal dan kami lapar. Lengkaplah penderitaan kami, sehingga kami memutuskan untuk berjalan-jalan sejenak ke ekspo di luar stadion. Setelah kenyang dengan jajanan kecil, kami kembali mencoba menjadi kriminal. Hehe, kebetulan, jalan masuk ke podium yang bebas hujan itu dan untuk tamu-tamu tertentu saja tidak dijaga, sehingga kami semua bisa masuk dan menonton dengan leluasa, walaupun tetap ketutup terpal yang digunakan untuk tamu VVVVVIP termasuk tamu-tamu luar negeri.
Setelah duduk tenang, baru deh acaranya dimulai. Dimulai dengan tari-tari kolosal, yaitu gabungan dari beberapa tarian yang diperankan beramai-ramai. Wuah, ini hobby saya banget, saya suka banget dengan tarian-tarian Kalimantan. Lebih powerful dan bersemangat. Gerakannya loncat-loncat ceria gitu, hehe. Dan kebetulan dulu waktu jaman SMP-SMA pernah ikut ekskul nari daerah. Makanya suka banget. Setelah tarian kolosal, ada atraksi 10 penerjun payung dari TNI, satu penerjunnya cewe loh. Awesome.
Cuma bisa liat dari jauh,, :') |
Saat Opening selesai, kami melanjutkan untuk pergi ke Museum Mulawarman. Dimana disana akan diadakan Upacara Beluluh. Yaitu memandikan keris oleh sesepuh keturunan Asli Raja-raja. Tapi, ternyata acaranya masih lama, jadi kami mencari makan siang dulu. Dan pada saat ini, saya melihat langit yang birunya luar biasa. Akhirnya menghabiskan waktu dengan keliling untuk hunting. Beginilah hasilnya, FYI ini juga salah satu view indah dari kota Tenggarong.
Acara foto-foto langit terhenti saat melihat ramai kerumunan manusia berkumpul di depan pintu masuk Museum Mulawarman. Rupanya, setting tempat udah dilakukan, di sana ada dudukan dari bambu, satu tempat penuh beras warna warni, tempat air yang airnya diambil langsung dari sungai mahakam, dan keris yang akan dimandikan. Tempat ini akhirnya krodit dengan orang-orang yang penasaran dan ingin tahu. Beruntungnya lagi saya dan rombongan bisa nyempil ke atas podium bersama para wartawan. Sampai ketemu sama cowo ganteng reporter dari TransTV juga,, xixix, sayang ga sempet diajak kenalan. Sempet diajakin ngobrol tapi cuma sekedarnya. Ah.. entah kenapa seragam itu bikin deg-degan,, :p
Persiapan Upacara. Menunggu Sultan Datang |
Ini loh seragamnya, gak kuaaaat,, >.< |
Jadi, upacara Beluluh ini tujuannya untuk memandikan dan menyucikan kembali semua barang berharga milik Raja-raja terdahulu. Dan setelah acara penyucian, beras 5 warna itu, yang disebut juga sebagai beras pelangi akan dihambur ke penonton. Beras tersebut akan jadi rebutan, karena dipercaya mendatangkan rezeki. Seperti biasa, hal-hal seperti ini gak akan lepas dari mistis, tergantung dari kepercayaan masing-masing aja lagi. :)
Upacara Beluluh, dan Sultan. |
Kerumunan yang berebut beras |
Ini loh berasnya. 5 Warna. |
Setelah upacara Beluluh selesai, kami tidak langsung pergi dari sana. Kami merasakan euforianya dulu. Ternyata Erau ini memang bisa menarik perhatian dari luar Kalimantan. Dan lucunya, orang Kalimantan pada akhirnya tertarik dengan orang luar yang datang. Sempet ngeliat kemaren, ada televisi lokal yang ngewawancarain itu reporter TransTV, geli sendiri ngeliatnya.
Hasil nge-paparazi. :p |
Kemudian, setelah itu, kami melanjutkan perjalanan menuju Official Expo-nya. Dan lagi-lagi banyak barang unik hasil kerajinan tangan dipamerkan di sana. Akhirnya lagi-lagi nemu objek untuk difoto-foto. Hehe.
Hasil kerajinan ini semua murni merupakan kreasi orang Tenggarong. Bahkan kalau tidak salah, batik tenggarong tersebut sudah sampai luar negri. Luar Biasa.
Dan, setelah puas berkeliling, tibalah waktunya kami kembali ke peraduan kami di Samarinda. Saat itu, senja sudah menyeruak di depan mata. Kami beristirahat di sebuat taman dekat jembatan yang runtuh. Sambil menyaksikan senja, kami bercengrama. Gak nyangka tiba-tiba disapa sama Bang Tino dan Mba Ellie Hassan. Rupanya mereka juga pengen ngeliat prosesi EIFAF ini.
Well,, after all, bukan perjalanan yang mengecewakan. Menyenangkan bahkan, kalau boleh saya tambahkan. Mungkin saja di tahun-tahun berikutnya, saya bisa menyaksikan aksi tari-tarian dari negara lainnya di EIFAF ini. Mungkin saja. Semoga semakin tahun acara ini tetap bisa konsisten dan semakin baik. Tetap semangat Tenggarong. :3
PS : Semua foto diambil dengan menggunakan Samsung Galaxy SII. :) *mau pamer hasil kerja gadget kesayangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar